*****Selamat Datang di DuniaKitaDotCom - Tempat berbagi apa yang layak dibagi - Memulai dari hal kecil untuk sesuatu yang besar - Dukung kami dengan meninggalkan komentar yang baik, sopan dan membangun - Terimakasih - *****

Selasa, 05 Juni 2012

SEPENGGAL KISAH KERETA API DI PANGANDARAN

Kereta memang menjadi salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk transportasi, tidak terkecuali di Pangandaran, dulu dari Banjar menuju Pangandaran ada jalur kereta api yang dapat dimanfaatkan. Saya sendiri tidak mengalami adanya kereta di Pangandaran, mengingat saya lahir diera 80 sedangkan kereta sudah mulai dinonaktifkan ditahun-tahun itu.
Foto disamping adalah jembatan yang melintas disebelah bukit lembah putri setelah keluar dari terowongan sumber, kereta langsung masuk jembatan.

Saya coba cari-cari informasi tentang kereta yang pernah melintas di Pangandaran, salah satu orang yang mengalami kereta itu masih adalah adalah Pa Sutarno, beliau menjelaskan bahwa dirinya masih sempat menikmati Kereta Api Jurusan Banjar - Panganadaran - Cijulang. Bahkan mungkin tidak sedikit warga yang memanfaatkan jasa kereta api tersebut. Bagi Pa Sutarno kereta itu sangat membekas dihati, kala itu kelas 4 SD Beliau diajak oleh kakaknya hanya sekedar untuk merasakan bagaimana naik kereta api. berangkat dari Station Kereta Pangandaran kira-kira jam 08.30 pagi station tujuan adalah Staion Kaliputjang. Station kereta yang disinggahi adalah Tjiputra Pinggan.

Setelah melewati Tjiputrapinggan kereta melewati hutan Jati dengan jembatan kereta yang panjang diantara tebing-tebing curam, diseberang sana terlihat lautan Samudra Indonesia yang luas dan biru dengan deburan ombak pantai yang indah, nun jauh disana terlihat kawasan Hutan Lindung Pananjung Pangandaran yang menjorok ke tengah Samudra. Lutung hitam berekor panjang dan kera saling bersahut dan bergelantungan seakan ingin menyampaikan Selamat pagi buat para penumpang kereta yang kecepatannya tidak lebih dari 50 km/jam.

Kicauan suara burung dan tonggeret sepertinya mengalahkan suara gesekan roda kereta. Belum tersadar karena sedang menikmati indahnya alam, tiba-tiba kereta memasuki ruangan yang sangat gelap, disitu hanya terlihat sedikit kilauan-kilauan cahaya lampu kereta yang dipantulkan oleh tetesan-tetesan air dari dinding Terowongan. Itulah terowongan kereta api terpanjang yang pernah saya ketahui di Jawa, kata kakaku kala itu panjangnya tidak kurang dari 3 ~ 5 km, Berarti hampir sama dengan Jembatan SURAMADU. kalau tidak salah ada 3 terowongan sebelum sampai ke Kaliputjang.

Sampai di Station Kaliputjang Pa Suatrno harus Turun, itulah kenangan Kereta api itu yang sampai sekarang masih membekas dalam ingatan saya... Semoga kelak setelah Pangandaran Mandiri menjadi kabupaten Kereta Api itu bisa difungsikan kembali...sebagai kereta Wisata sekaligus transportasi alternatif menuju Pangandaran dan sekitarnya..

Memang benar adanya, jalur kereta itu tinggal kenangan, sewaktu saya masih SD sekitar tahun 90-an. Rel-rel itu masih sangat rapih dan terjaga walaupun sudah lama tidak digunakan, namun memasuki taun 2000-an. Rel itu sudah mulai hilang entah kemana. Berganti menjadi kebun ketela dan perumahan warga. Pemprov Jawa barat sendiri pernah melakukan kajian untuk merevitalisasi jalur Kereta Pangandaran, tapi sepertinya sangat berat sekali untuk melakukanya dengan berbagai alasan salah satunya ekonomi. dan jalur itu sampai sekarang hanya tinggal kenangan. Sumber: My Pangandaran

Terowongan Kereta Terpanjang di Indonesia, Terowongan Sumber
Menelusuri Terowongan Kereta Terpanjang di Indonesia, Terowongan SumberBila kita melakukan perjalan menggunakan kereta api dari Jakarta menuju Bandung sudah dipastikan akan melewati sebuah terowongan sasak saat di Purwakarta, terowongan itu merupakan terowongan kedua terpanjang di di Indonesia setelah terowongan Sumber di Kecamatan Kalipucang, 5 km sebelum Pangandaran.

Terowongan sumber pada jaman dulu bernama Terowongan Wilhelmina di bangun pada zaman penjajahan Belanda dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 1208 m. terowongan kereta api yang dulu menghubungkan Banjar-Cijulang. Dikarenakan matinya jalur kereta api Banjar cijulang maka mati pula terowongan ini dan tidak digunakan lagi. Terowongan ini berdekatan dengan 2 terowongan lainnya yang lebih pendek. masing-masing 105 dan 147 meter saja. Ketiganya merupakan tripariat yang sekarang diberi nama Terowongan Sumber. Masih dalam rangkaian relnya juga terdapat beberapa jembatan yang cukup panjang yaitu jembatan cikacepit.

Jempatan Cikacepit Sungguh mahakarya yang sangat mengagumkan, jembatan seolah-olah menggantung di awang-awang. Jembatan Cikacepit ini mempunyai panjang ±1.250 m dengan lebar 1.70 m dengan tinggi dari permukaan tanah sekitar 100 m tanpa pelindung dikiri kanan jembatan. Pelindung buat orang yang kebetulan nyebrang justru adanya di bawah, sehingga orang harus meniti tangga dulu.


Kondisi terowongan inipun sudah sangat memprihatinkan, rel didalamnya sudah hilang entah kemana justru banyak rembesan air yang masuk, dimulut terowongannyapun sudah dipenuhi dengan rumput dan semak belukar, Padahal terowongan ini merupakan bukti sejarah yang seharusnya tetap terjaga. Selain menjadi bukti sejarah, terowongan ini juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat wisata sejarah.
 Sumber
Terowongan Wilhelmina/Terowongan Sumber (1208 m)
Terowongan Wilhelmina yang di bangun pada zaman penjajahan Belanda dan diresmikan pada tanggal 1 Juni 1921. Terowongan ini memiliki panjang sekitar 1208 m. terowongan kereta api yang dulu menghubungkan Banjar-Cijulang, kini keberadaanya sungguh memprihatinkan, dengan rel yang hilang dan muka terowongan yang tak terurus, di rambati akar-akar tanaman semak belukar, semakin menghilangkan pamor dari sejarah maupun aset wisata dari terowongan terpanjang di Indonesia ini.
 


Jembatan Tjikatjepit


Jembatan Ciputrapingan di dekat Pangandaran

Stasiun Pangandaran

Stasiun Pangandaran merupakan stasiun kereta api yang terletak di Pangandaran, Pangandaran, Ciamis. Stasiun dan jalur ini sudah tidak aktif sejak tahun 1984. Stasiun ini kondisinya masih mending karena daripada stasiun yang lain, bangunan stasiun ini masih kokoh berdiri walaupun sudah dikelilingi semak-semak. Pada tahun 1997, stasiun dan jalur ini sempat diaktifkan dan dilewati berberapa lokomotif seperti BB300 dan D301. Namun ahkirnya jalur banci ini ditutup lagi saat krisis ekonomi yang melanda seluruh Asia. Rel dan bantalan pun diambil.




Stasiun sebelumnya:
Stasiun Ciputrapinggan
Stasiun berikutnya:
Stasiun Parigi
Comments
5 Comments

5 komentar:

  1. Dari semua pengalaman naik kereta api, naik kereta ke Pangandaran adalah yang terindah, perjalanan yg tidak membosankan. Variatif ada terowongan, ada lembah , ada sungai lebar, ada jurang, ada laut. Pemandangan yg sangat2 indah. Apalagi gerbong pada waktu itu seperti gerbong di film2 koboy, jendela terbuka dari kayu, ada bordes/teras. Susah dilupakan.

    BalasHapus
  2. Iya saya sangat sejutu dengan kajian ini.. Pembahasan tentang pengaktifan kembali jalur KA pangandaran saya sangat setuju skali,, karena ini sangat menguntungkan buat warga sekitar dan buat wisatawan lokal maupun mancanegara,, saya khusunya orang bandung,, setiap saya ke pangandaran untuk berlibur,, jalur lalulintas skrng sudah sangat padat dan membosankan.. Alangkah saya senang nya jika jalur KA pangandaran ini diaktifkan kembali,, tolong didengar ya bapa bupati,bapa gubernur segera obServasi jalur KA pangandaran,, Wlpnpun susah tidk gampang dan lama proses pengaktivan kembali .. Tapi saya yakin.. Pemerintah setempat pasti bisa,,, aslmkm..

    BalasHapus
  3. sungguh menyayangkan seandainya akses kereta api banjar-cijulang masih ada mungkin kondisi jembatan cikacepit dan gua sumber tidak akan memprihatikan seperti sekarang

    BalasHapus
  4. Masya Allah betapa indah tiada ternilai maha karya Indonesia. Saya yakin pemerintah mampu dan gampang kalau hanya akan meghidupkan KA Banjar-Panangdaran-Cijulang. Jaman dahulu saja belanda bisa, sekarang kita tinggal merehab, kenapa tidak bisa... Bermimpi dr Jogya ke Pangandaran yg indah naik KA....Salam dari Jogya

    BalasHapus
  5. Masya Allah betapa indah tiada ternilai maha karya Indonesia. Saya yakin pemerintah mampu dan gampang kalau hanya akan meghidupkan KA Banjar-Panangdaran-Cijulang. Jaman dahulu saja belanda bisa, sekarang kita tinggal merehab, kenapa tidak bisa... Bermimpi dr Jogya ke Pangandaran yg indah naik KA....Salam dari Jogya

    BalasHapus